loading...
DAUN BIDARA UNTUK MANDI SETELAH HAID BAHKAN BAGUS UNTUK KEPUTIHAN
Mengatasi Haid Tidak Lancar
Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Sahabat berbagiilmuklik masih dalam
pembahasan manfaat Daun Bidara di kehidupan sehari-hari, ternyata banyak sekali
manfaat yang perlu kita ketahui. Baiklah kali ini klikmin akan membahas tentang
mandinya wanita setelah haid menggunakan campuran daun bidara ini.
Didalam Al-Quran, pohon bidara
disebutkan beberapa kali. Salah satunya adalah:
وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ
الْيَمِينِ. فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ
Artinya: Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan
itu. Berada diantara pohon bidara yang tidak berduri. (Q.S. Al Waqiah: 27-28)
Secara singkat, golongan kanan adalah golongan yang akan masuk surga. Kemudian
nantinya didalam surga mereka para golongan kanan berada di antara pohon bidara
yang tidak berduri. Para ulama tafsir menjelaskan bahwa pohon bidara tersebut
adalah pohon bidara yang telah dipotong durinya atau pohon bidara tidak
berduri.
Bahkan dilangit ke tujuh (7) atau
disebut juga Sidratul Muntaha / Sidrat Al-Muntaha (سدرة المنتهى) dilansir dari Wikipedia bahwa Sidratul Muntaha ini merupakan Pohon Bidara terbesar
yang jumlah daunya sebanyak jumlah makhluk hidup di dunia dan terletak di
langit paling atas (langit ke tujuh) tepat dibawah arsy Allah SWT.
BACA JUGA : TANAMAN BIDARA UNTUK KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Dalam hadist disebutkan bahwa :
1. Qois bin ‘Ashim radhiyallahu ‘anhu,
أَنَّهُ أَسْلَمَ فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنْ يَغْتَسِلَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ
“Sesungguhnya
beliau masuk Islam, kemudian Nabi shallallahu‘alaihiwasallam memerintahkannya
untuk mandi dengan air dan daun bidara.” (HR. An Nasai no. 188, At Tirmidzi no.
605, Ahmad 5/61. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
2. Hadits yang lain menjelaskan tentang
perintah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ummu ‘Athiyah dan
kepada para wanita yang melayat untuk memandikan anaknya.
اغْسِلْنَهَا ثَلاَثًا أَوْ خَمْسًا أَوْ أَكْثَرَ مَنْ ذَلِكَ إِنْ
رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ
“Mandikanlah dengan
mengguyurkan air yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali atau
lebih dari itu jika kalian anggap perlu dan jadikanlah yang terakhirnya dengan
kapur barus (wewangian).” (HR. Bukhari no. 1253 dan Muslim no. 939).
3.
Hadits lain yang menjelaskan tentang penggunaan daun bidara adalah
hadits ‘Aisyah bahwasanya Asma` binti Syakal bertanya kepada Nabi shollallahu
‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam tentang mandi Haid, maka Nabi shollallahu
‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam menjawab :
تَأْخُذُ إِحْدَاكُنَّ مَاءَهَا وَسِدْرَهَا فَتَطَهَّرُ فَتُحْسِنُ
الطُّهُوْرَ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتُدْلِكُهُ دَلْكًا شَدِيْدًا حَتَى
يَبْلُغَ شُؤُوْنَ رَأْسِهَا ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْهَا الْمَاءَ ثُمَّ تَأْخُذُ
فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطَهَّرُ بِهَا. فَقَالَتْ أَسْمَاءُ : وَكَيْفَ
أَتَطَهَّرُ بِهَا ؟ فَقَالَ : سُبْحَانَ الله تَطَهَّرِيْنَ بِهَا. فَقَالَتْ
عَائِشَةُ : كَأَنَّهَا تَخْفَى ذَلِكَ تَتَبَّعِيْنَ أَثَرَ الدَّمِ.
“Hendaklah
salah seorang di antara kalian mengambil air dan daun bidara kemudian bersuci
dengan sempurna kemudian menyiram kepalanya dan menyela-nyelanya dengan keras
sampai ke dasar rambutnya kemudian menyiram kepalanya dengan air. Kemudian
mengambil sepotong kain (atau yang semisalnya) yang telah diberi wangi-wangian
kemudian dia bersuci dengannya. Kemudian Asma` bertanya lagi : “Bagaimana saya
bersuci dengannya?”. Nabi menjawab : “Subhanallah, bersuci dengannya”. Kata
‘Aisyah : “Seakan-akan Asma` tidak paham dengan yang demikian, maka ikutilah
(cucilah) bekas-bekas darah (kemaluan)”. (HR. Muslim)
Secara sederhana
haid adalah proses keluarnya darah kotor melalui vagina sebagai siklus bulanan
wanita remaja hingga sebelum masa menopause. Biasanya yang membuat terganggu
adalah bau darah haid yang cukup menyengat. Kalian bisa menggunakan campuran
air daun bidara untuk mengatasinya.
Sebagaimana telah disebutkan
dalam salah satu hadits yang sudah saya cantumkan di atas. Di dalamnya
dijelaskan bahwasanya Rasulullah memerintahkan untuk membersihkan kemaluan
wanita setelah masa haid dengan daun tersebut.
BACA JUGA : KEMUNCULAN DAJJAL KE DUNIA
Bagi wanita, haid
adalah suatu keniscayaan karena merupakan sunnatullah. Dalam hal haid, tidak
semua wanita mempunyai siklus yang normal. Ada sebagaian para wanita yang
memiliki siklus haid yang tidak teratur. Padahal siklus haid ini adalah masalah
yang sangat penting bagi wanita secara kesehatan maupun dalam hal unutk
memiliki momongan.
Jika anda mengalalmi hal
tersebut, anda bisa menggunakan daun bidara sebagai obat herbal yang diminum
secara rutin. Insyaallah dengan rutin disertai kesabaran, masalah haid anda
akan terselesaikan.
Jadi Menurut hadist – hadist di atas Air dan Daun Bidara sangat baik di
aplikasikan untuk kehidupan sehari-hari, untuk mandi & mensucikan diri baik
bagi laki-laki maupun perempuan.